Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Sumber Aqidah Islam

Sumber aqidah islam adalah al Qur'an dan Hadits. Artinya, apa saja yang disampaikan oleh Allah dalam al Qur'an dan Rasulullah saw dalam haditsnya wajib di imani, diyakini dan diamalkan.

Akal pikiran sama sekali bukan sumber Aqidah Islam, tetapi merupakan instrumen yang berfungsi untuk memahami nash-nash yang terdapat dalam kedua sumber tersebut dengan membuktikan secara ilmiah kebenaran yang disampaikan oleh Al Qur’an dan Hadits. Itupun harus didasari oleh suatu kesadaran penuh bahwa kemampuan akal sangat terbatas sesuai dengan terbatasnya kemampuan semua makhluk Allah swt. Akal tidak akan mampu menjangkau masa’il ghaibiyah (masalah-masalah ghaib), bahkan akal tidak akan mampu menjangkau sesuatu yang tidak terikat oleh ruang dan waktu. Misalnya akal tidak akan mampu menunjukkan tempat yang tidak ada di darat atau di laut, di udara dan tidak dimana-mana karena kedua hal tersebut tidak terikat oleh ruang dan waktu. Oleh sebab itu, akal tidak boleh dipaksa memahami hal-hal ghaib tersebut dan menjawab pertanyaan segala sesuatu tentang hal-hal ghaib itu. Akal hanya perlu membuktikan jujurkah atau bisakah kejujuran si pembawa risalah tentang hal-hal ghaib itu dibuktikan secara ilmiah oleh akal pikiran.

Berkenaan dengan penyelidikan akal untuk meyakini aqidah islam, terutama yang berkenaan dengan hal ghaib di atas, manusia dipersilahkan untuk mengarahkan pandangan dan penelitiannya kepada alam semesta ini, di bumi, di langit dan rahasia-rahasia yang tersimpan pada keduanya. Manusia diperintahkan untuk memperhatikan bagaimana langit di tegakkan tanpa tiang seperti yang kita lihat.
Dan bumi dihamparkan dan dibangun dengan suasana yang teratur dan teguh dalam sebuah sistem yang salin terjalin. Penyelidikan akal yang mendalam pasti akan mengatakan dan meyakinkan, bahwa alam ini mustahil tercipta dengan sendirinya dan timbul karena kekuatan-kekuatan yang bertentangan satu sama lain seperti keyakinan dalam Naturalisme.

Penyelidikan akal secara cermat dapat melahirkan pengakuan mutlak bahwa semua alam semesta yang teratur, rapi, dan berjalan menurut hukum yang tetap dan tidak berubah-ubah mensyaratkan ada penciptanya, pengatur dan pemeliharanya. Oleh karena itu, Al Qur’an berkali-kali menganjurkan dan memberikan petunjuk ke arah penyelidikan dalam menetapkan aqidah dengan cara demikian. Lihat firman Allah QS. Al Baqarah : 164


اِنَّ فـِى خَـلْقِ السَّمــَوَاتِ وَالاَرْضِ وَاخْــتِلاَفِ الَّــيْلِ وَالنّـَهَارِ وَالْفــُلْكِ الَّتــِى تَجْرِى فِى الْبَـحْرِ بِمَا يَنْفَعُ النَّاسَ وَمَا اَنْزَلَ اللهُ مِنَ السَّـــمَاءِ مِنْ مَـــاءٍ فَاَحْــيَابِهِ الاَرْضَ بَـعْدَ مَوْتِهَا وَبَثَّ فِــــيْهَا مِنْ كُـــــلِّ دَابَّــةٍ وَتــَصْرِيْفِ الرِّيَحَ وَالسّــــَحَابِ المُسَــخَّرِ بَيْنَ الـــــسَّمَـــاءِ وَالاَرْضِ لاَيـَتِ لِّــقَوْمٍ يَــعْقِــلُوْنَ   

Artinya : Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, silih bergantinya malam dan siang, bahtera yang berlayar di laut membawa apa yang berguna bagi manusia, dan apa yang Allah turunkan dari langit berupa air lalu dengan air itu Dia hidupkan bumi sesudah mati (kering)-nyadan Dia sebarkan di bumi itu segala jenis hewan, dan pengisaran angin dan awan yang dikendalikan antara langit dan bumi, sunguh (terdapat) tanda-tanda (keesaan dan kebesaran Allah) bagi kaum yang memikirkan (QS. Al Baqarah : 164).

Semoga Bermanfaat

Posting Komentar untuk "Sumber Aqidah Islam"

close