Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Rasulullah SAW Berdakwah Secara Terbuka

Orang mulai banyak membicarakan Muhammad saw, dan ajaran-ajaran-Nya. Akan tetapi penduduk mekkah masih berhati-hati. Mereka menduga, bahwa kata-katanya tidaklah lebih dari kata-kata pendeta atau ahli-ahli pikir semacam Quss, Umayya, Waraqah dan yang lain. Orang akan kembali kepada kepercayaan nenek moyang mereka dan yang menang akhirnya tetap Hubal, Latta dan 'Uzza.

Tiga tahun kemudian sesudah kerasulan-Nya, perintah Allah datang supaya ia mengumumkan ajaran yang masih disembunyikan, perintah Allah supaya disampaikan.

"Dan berilah peringatan kepada keluarga-keluaragamu yang dekat. Limpahkanlah kasih sayang kepada orang-orang yang beriman yang mengikuti engkau, kalaupun mereka tidak mau juga mengikuti engkau. Katakanlah : Aku lepas tangan dari segala perbuatan kamu" ( QS. 26 : 214 - 216 ).

"Sampaikan apa yang sudah diperintahkan kepadamu, dan tidak usah kau hiraukan orang - orang musyrik itu" (QS. 15: 94)


Abu Lahab, Abu Sufyan dan bangsawan-bangsawan Quraisy terkemuka lainnya, haratawan-hartawan yang gemar bersenang-senang mulai merasakan bahwa ajaran Muhammad saw, merupakan bahaya besar bagi kedudukan mereka. Mula-mula mereka menyerang dengan cara mendiskreditkan dan mendustakan segala apa yang disampaikan oleh Rasulullah saw.

Langkah pertama yang mereka lakukan adalah membujuk penyair-penyair mereka : Abu sufyan bin al Harith, 'Amr bin al 'Ash dan abdillah ibn Ziba'ra. supaya mengejek dan menyerangnya. Dalam pada itu penyair-penyair muslimin tampil membalas serangan mereka.

Muhammad saw pun sudah terang-terangan mencela mereka, yang sebelumnya tidak pernah dilakukan. Hal ini menjadi soal besar bagi Quraisy dan dirasakan menusuk hati mereka.

Abu Thalib, paman dari Nabi muhammad saw belum menganut islam, tetapi ia sebagai pelindung dan penjaga keponakannya. Ia sudah menyatakan kesediaannya akan membelanya. Atas dasar itulah pemuka-pemuka bangsawan Quraisy pergi menemui Abu Thalib.

"Abu Thalib, "Kata Mereka. "Kemenakanmu itu sudah memaki berhala-berhala kita, mencela agama kita, tidak menghargai harapan-harapan kita, dan menganggap sesat nenk moyang kita. Sekarang dia harus kau hentikan, kalau tidak biarlah kami sendiri yang akan menghadapinya. Oleh karena itu apabila engkau dengan kami tidak sejalan, maka cukuplah kami menghadapi dia.

Akan tetapi Abu Thalib menjawab mereka dengan baik sekali, sementara itu Muhammad saw juga tetap giigih  menjalankan dakwahnya dan dakwah itupun mendapat pengikut bertambah banyak.

Quraisy berkomplot menghadapi Muhammad saw, sekali lagi mereka pergi menemui Abu Thalib kali ini disertai dengan 'Umara bin al Walid bin al Mughira, seorang pemuda yang gagah dan rupawan, yang akan diberikan kepadanya sebagai anak angkat. dan sebagai ganti supaya Muhammad saw diserahkan kepada mereka tetapi inipun ditolak.

Muhammad saw juga terus berdakwah, dan Quraisy pun terus juga berkomplot untuk ketiga kalinya mereka mendatangi Abu Thalib.

"Abu Thalib", kata mereka. "Engkau sebagai orang yang terhormat dan terpandang di kalangan kami. Kami telah meminta supaya menghentikan kemenakanmu itu, tapi tidak juga kau lakukan. Kami tidak akan tinggal diam terhadap orang yang memaki nenek moyang kami, tidak mengharagai harapan-harapan kita, dan mencela berhala-berhala kita sebelum kau suruh dia diam atau sama-sama kita lawan dia hingga salah satu pihak nanati binasa".

Pamannya seolah-olah sudah tidak berdaya lagi membela Muhammad saw sedang kaum muslimin masih lemah, mereka tidak berdaya melawan Quraisy yang punya kekuasaan, harata, peralatan dan jumlah manusia. sebaliknya muhammad saw tidak punya apa-apa selain kebenaran dan keimanan.

Dengan jiwa yang penuh kekuatan dan iman, Muhammad saw datang kepada pamannya : "Paman, Demi Allah, kalaupun mereka meletakkan matahari di tangan kananku dan meletakkan bulan ditangan kiriku, dengan maksud supaya aku meninggalkan tugas ini, sungguh tidak akan aku tinggalkan, biar nanti Allah swt yang akan membuktikan kemenangan itu di tanganku, atau aku akan binasa karenanya".

Seketika lamanya abu thalib terpesona. Kemudian berkata :"Anakku, katakanlah sekehendakmu. aku tidak akan menyerahkan engkau dalam keadaan bagaimanapun."

Sikap dan kata-kata kemenakannya itu oleh Abu Thalib disampaikan kepada Banu Hasyim dan Banu al Muthallib dimintanya supaya Muhammad saw dilindungi dari tindakan Quraisy. Mereka semua menerima usul ini kecuali Abu Lahab, ia malah menggabungkan diri dengan pihak lawan.Permintaan mereka supaya ia supaya dilindungi itu sudah tentu terpengaruh oleh fanatisme golongan dan permusuhan lama antara Banu Hasyim dan Banu Umayyah. Tetapi bukan fanatisme itu saja yang mendorong Quraisy bersikap demikian. Ajarannya itu sungguh berbahaya bagi kepercayaan yang biasa dilakukan oleh leluhur mereka, pendiriannya yang teguh serta ajarannya pada kebaikan supaya orang hanya menyembah Dzat yang tunggal, yang pada waktu itu memang sudah meluas juga di kalangan kabilah-kabilah arab, bahwa agama Allah itu bukanlah seperti yang ada pada mereka sekarang, membuat mereka dapat membenarkan Muhammad saw.

Muhammad saw dapat berlindung kepada golongannya terhadap gangguan Quraisy, tetapi Quraisy begitu keras menentangnya serta melakukan penyiksaan terus menerus terhadap pengikut-pengikutnya. Seperti kepada Bilal, mereka menjemurnya di atas pasir di bwah terik matahari, dadanya di tindih dengan batu dan akan dibiarkan mati. Bilal hanya berkata : "Ahad,  Ahad, Hanya yang tunggal!". Hal itu dilihat oleh Abu Bakar, lalu Bilal dibelinya lalu dibebaskan. Ada pula seorang wanita yang disiksa sampai mati karena ia tidak mau meninggalkan islam.

Cukup lama hal serupa itu berjalan, tetapi kaum muslimin tambah teguh terhadap agama mereka. Dengan dada terbuka mereka menerima siksaan dan kekerasan itu demi aqidah dan iman mereka.

Wassalam

Posting Komentar untuk "Rasulullah SAW Berdakwah Secara Terbuka"

close