Idul Fitri Menurut Rasulullah SAW
Idul Fitri, secara turun temurun sudah membudaya dinegeri ini. Namun
bukan berarti menjadi suatu keharusan untuk dirayakan secara
berlebihan. Disini Rasulullah saw telah memberikan beberapa contoh yang
perlu diperhatikan.
Yang paling utama, sudahkah kita
mengeluarkan zakat fitrah atau maal sebelum waktunya sholat Ied?
Tujuannya, untuk berbagi kegembiraan dihari fitri ini dengan kaum
dhuafa atau fakir miskin agar ikut merasakan kebahagiaan dihari itu.
Namun apabila imam sudah mengumandangkan takbir untuk sholat Ied, maka
sudak tidak lagi disebut zakat melainkan sedekah.
Lalu
bagaimana Rasulullah merayakan Idul Fitri ? Janganlah merayakan dengan
berlebihan, sangat istimewa bahkan terkesan ada yang dipaksaan hingga
diluar kemampuan. Untuk itu Islam menganjurkan hendaknya menyambut
dengan niat baik, dengan kondisi seadanya, meski sebaiknya berpakaian
yang paling bagus, tapi tidak harus baru, karena semua ini merupakan
salah satu bentuk syukur terhadap nikmat Allah.
Ketika menjelang berangkat sholat Ied, dianjurkan makan meski hanya sebutir kurma, karena ada hadist yang mengatakan :
“Rasulullah saw tidak keluar pada hari Idul Fitri hingga beliau makan, sedangkan
pada hari Raya Kurban beliau tidak makan hingga kembali (dari masjid)
lalu beliau makan dari sembelihannya”. (HR Tirmidzi, Ahmad,).
Pada
pelaksanaan Sholat Ied sangat dianjurkan agar para wanita dan
anak-anak untuk ikut. Seandainya ada wanita yang sedang haid,
diusahakan tetap menghadirinya, meskipun hanya dibelakang shaf atau
diluar masjid, tujuannya agar semuanya bersama-sama merasakan dan
merayakan kegembiraan.
Disunnahkan pada waktu ketempat shalat dengan berjalan kaki,:
“Termasuk sunnah untuk keluar menunaikan shalat Id dengan jalan kaki”.(HR Tirmidzi).
Disaat pulang tidak dianjurkan untuk tidak melewati jalan yang dilalui ketika berangkat, karena ada hadist yang mengatakan :
“Rasulullah saw pada hari raya biasa mengambil jalan yang berlainan (ketika pergi dan ketika kembali dari mushalla)”(HR Bukhari)
Ketika
dalam perjalanan, sebaiknya selalu mengumandangkan takbir hingga
menjelang dimulainya sholat Id, dan yang perlu diperhatikan, Rasulullah
saw tidak mengerjakan shalat sesudah Subuh hingga sebelum shalat Ied
dimulai, kecuali shalat Taiyatul Masjid..
Pada saat sholat Ied, tidak ada azan maupun iqamah serta mendahulukan khutbah sebelum shalat.
“Aku
menghadiri shalat Ied bersama Rasulullah saw, Abu Bakar, Umar dan Ali,
semua melakukan shalat sebelum khutbah” (HR Bukhari, Ahmad, Muslim).
Barulah
setelah sholat Ied selesai, sampai dirumah dianjurkan untuk melakukan
sholat sunnah dua rakaat, karena Rasul mengerjakan shalat sunnah dua
raka’at sesampai dirumah.
Kemudian setelah itu menjalin tali
silaturrahmi, saling memberi dan mengucapkan salam serta maaf, meskipun
bermaaf-maafan tidak harus hari raya dan meninggalkan sesuatu perkara
yang melampaui batas.
Terima Kasih
bagus
BalasHapusmksh
Hapus