Khutbah Jum'at : 3 Hal Penting di Bulan Rajab
Khutbah I
اْلحَمْدُ
للهِ اْلحَمْدُ للهِ الّذي هَدَانَا سُبُلَ السّلاَمِ، وَأَفْهَمَنَا
بِشَرِيْعَةِ النَّبِيّ الكَريمِ، أَشْهَدُ أَنْ لَا اِلَهَ إِلَّا الله
وَحْدَهُ لا شَرِيك لَه، ذُو اْلجَلالِ وَالإكْرام، وَأَشْهَدُ أَنّ
سَيِّدَنَا وَنَبِيَّنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَ رَسولُه، اللّهُمَّ صَلِّ و
سَلِّمْ وَبارِكْ عَلَى سَيِّدِنا مُحَمّدٍ وَعَلَى الِه وَأصْحابِهِ
وَالتَّابِعينَ بِإحْسانِ إلَى يَوْمِ الدِّين، أَمَّا بَعْدُ: فَيَايُّهَا
الإِخْوَان، أوْصُيْكُمْ وَ نَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ وَطَاعَتِهِ
لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُوْنْ، قَالَ اللهُ تَعَالىَ فِي اْلقُرْانِ
اْلكَرِيمْ: بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَانِ الرَّحِيْمْ: يَا أَيُّهَا
الَّذِينَ آَمَنُوا اتَّقُوا الله وَقُولُوا قَوْلًا سَدِيدًا، يُصْلِحْ
لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ الله
وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيمًا وقال تعالى يَا اَيُّهَا
الَّذِيْنَ آمَنُوْا اتَّقُوْا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ
إِلاَّ وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ.
صَدَقَ اللهُ العَظِيمْ
Jamaah shalat Jumat hafidhakumullah,

Menurut Syekh Abdul Qodir Al Jailani dalam kitab al-Ghuniyah, Rajab terdiri dari tiga huruf, yaitu Ra’, Jim, dan Ba’. Ra’ adalah Rahmatullâh (rahmat Allah), Jim adalah Jûdullâh (kemudahan Allah), dan Ba’ adalah Birrullâh (kebaikan
Allah). Maksudnya, mulai awal hingga akhir bulan Rajab, Allah SWT
melimpahkan tiga anugerah kepada hamba-hamba-Nya, yaitu limpahan rahmat,
kemudahan, dan kebaikan dari Allah SWT. Ini menunjukkan kemuliaan dan
keagungan dari bulan Rajab.
Kemuliaan bulan
Rajab semakin bertambah dengan peristiwa monumental isra’ dan mi’raj
Nabi Muhammad SAW dari dari Masjidil haram Makkah menuju masjidil Aqsho
Palestina. Kemudian dilanjutkan dari masjidil Aqsha menuju Sidratil
Muntaha untuk menghadap Allah SWT sang pencipta Alam semesta.
Sebagaimana firman Allah SWT dalam surat Isra’ ayat 1:
سُبْحٰنَ
الَّذِيْٓ اَسْرٰى بِعَبْدِهٖ لَيْلًا مِّنَ الْمَسْجِدِ الْحَرَامِ اِلَى
الْمَسْجِدِ الْاَقْصَا الَّذِيْ بٰرَكْنَا حَوْلَهٗ لِنُرِيَهٗ مِنْ
اٰيٰتِنَاۗ اِنَّهٗ هُوَ السَّمِيْعُ الْبَصِيْرُ
Artinya:
Maha-Suci Allah, yang telah memperjalankan hamba-Nya pada suatu malam
dari Masjidil Haram ke Masjid Aqsho yang telah Kami berkahi
sekelilingnya agar Kami perlihatkan kepadanya sebagian dari tanda-tanda
(kebesaran) Kami. Sesungguhnya Dia adalah Maha Mendengar lagi Maha
Melihat.
Peristiwa tersebut juga mendapat
penjelasan dalam Shahih Bukhari, juz 5 halaman 52. Nabi Muhammad SAW
bertemu dengan Allah SWT. Allah SWT memerintahkan Nabi untuk
melaksanakan shalat fardlu sebanyak lima puluh rakaat setiap hari. Nabi
menerima dan kemudian kembali pulang, dalam perjalanan, Nabi Muhammad
SAW bertemu dengan Nabi Musa AS, Nabi Musa mengingatkan bahwa umat Nabi
Muhammad tidak akan mampu dengan perintah shalat lima puluh kali sehari,
Nabi Musa mengatakan, umatku telah membuktikannya. Lalu meminta kepada
Nabi Muhammad untuk kembali pada Allah SWT, mohonlah keringanan untuk
umatmu. Kemudian Nabi menghadap kepada Allah dan diringankan menjadi
shalat sepuluh kali. kemudian Nabi Muhammad kembali kepada Nabi Musa,
dan Nabi Musa mengingatkan sebagiamana yang pertama. Kembali Nabi
menghadap Allah hingga dua kali, dan akhirnya Allah mewajibkan shalat
lima waktu. Nabi Muhammad kembali pada Nabi Musa, Nabi musa tetap
mengatakan bahwa umatmu tidak akan kuat wahai Nabi Muhammad, Nabi
Muhammad menjawab, saya malu untuk kembali menghadap pada Allah SWT.
Saya ridho dan pasrah kepada Allah SWT.
Peristiwa
isra’ dan mi’raj yang terjadi di bulan Rajab semakin menambah terhadap
kemuliaan bulan ini, lalu amalan apa yang perlu dilakukan dalam bulan
Rajab yang mulia ini?
Pertama
adalah melakukan puasa sunnah di bulan Rajab. Terkait kesunahan puasa
di bulan Rajab ini terdapat hadits yang diriwayatkan oleh Imam Muslim
dalam kitab Sahih Muslim juz 2 halaman 811:
حَدَّثَنَا
عُثْمَانُ بْنُ حَكِيمٍ الْأَنْصَارِيُّ، قَالَ: سَأَلْتُ سَعِيدَ بْنَ
جُبَيْرٍ، عَنْ صَوْمِ رَجَبٍ وَنَحْنُ يَوْمَئِذٍ فِي رَجَبٍ فَقَالَ:
سَمِعْتُ ابْنَ عَبَّاسٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُمَا، يَقُولُ: " كَانَ رَسُولُ
اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَصُومُ حَتَّى نَقُولَ: لَا
يُفْطِرُ، وَيُفْطِرُ حَتَّى نَقُولَ: لَا يَصُومُ "
Artinya:
“Utsman bin Hakim berkata: saya bertanya kepada Sa’id bin Jubair
tentang puasa Rajab, ketika itu kami berada di bulan Rajab. Sa’id
menjawab: saya mendengar Ibnu Abbas berkata bahwa Rasulullah SAW
berpuasa (berturut-turut) hingga kami menduga beliau berpuasa, dan
beliau tidak berpuasa (berturut-turut) hingga kami menduga beliau tidak
puasa.”
Menurut Imam An-Nawawi dalam kitab Syarah An-Nawawi ‘ala Muslim juz
8 halaman 38, hadits di atas tidak menunjukkan larangan khusus atau
kesunahan khusus puasa di bulan Rajab. Karena itu, kesunahan puasa di
bulan Rajab melihat terhadap dua aspek, pertama hukum asal puasa
hukumnya adalah sunnah. Kedua, perintah Nabi yang menganjurkan puasa di
bulan-bulan mulia, bulan Rajab adalah salah satunya. Imam ats-Tsauri
sebagaimana dikutip Ibnu Rajab dalam kitab Lathaiful Ma’arif juz
1 halaman 119 menyatakan: “Aku amat menyukai amalan puasa di
bulan-bulan haram (mulia). Hal ini telah dipraktikkan oleh sebagian
ulama salaf yang berpuasa di setiap bulan yang mulia, seperti Ibnu Umar,
Hasan Al Bashri, dan Abu Ishaq as-Sabi’i.”
Jamaah shalat Jumat hafidhakumullah,
Kedua, selalu menjalankan kewajiban shalat lima waktu tepat pada waktunya. Musthafa As Siba’i dalam kitabnya, Sirah Nabawiyah, Durus wa ‘Ibar,
jilid 1 halaman 54 menjelaskan bahwa jika Nabi melakukan isra’ dan
mi’raj dengan ruh dan jasadnya sebagai mu’jizat, maka sebuah keharusan
bagi tiap Muslim menghadap (mi’roj) kepada Allah SWT lima kali sehari
dengan jiwa dan hati yang khusyu’. Dengan shalat yang khusyu’, seseorang
akan merasa diawasi oleh Allah SWT, sehingga ia malu untuk menuruti
syahwat dan hawa nafsu, malu untuk berkata kotor, malu untuk mencaci
orang lain, malu untuk berbuat bohong, dan sebaliknya lebih senang dan
mudah untuk melakukan banyak kebaikan. Hal tersebut demi untuk
mengagungkan keesaan Allah, kebesaran Allah, sehingga dapat menjadi
makhluk Allah yang terbaik di muka bumi ini.
Ketiga, Rajab adalah bulan yang tepat untuk bertobat dari segala maksiat. Ibnu Rajab dalam kitabnya Lathaiful Ma’arif juz
1 halaman 122 menganjurkan umat manusia untuk bertobat di bulan Rajab
yang mulia ini. Beliau mengatakan: “Putihkanlah lembaran hitammu di
bulan Rajab, dengan amal baik yang menyelamatkanmu dari api yang
melalap.”
Syekh Abdul Qadir Al-Jilani dalam kitab al-Ghuniyah menjelaskan
ada tiga syarat agar tobat kita diterima oleh Allah SWT. Pertama,
menyesali kesalahan dan kemaksiatan yang telah kita perbuat. Kedua,
meninggalkan setiap kesalahan di mana pun dan kapan pun. Ketiga,
berjanji untuk tidak mengulang dosa dan kesalahan. Ketiga syarat
tersebut harus kita laksanakan agar tobat kita benar-benar diterima oleh
Allah SWT.
Jamaah shalat Jumat hafidhakumullah,
Mengapa
kita perlu memperhatikan bulan Rajab yang mulia ini? Karena Bulan Rajab
adalah bulan yang mulia. Berdoa pada Allah di bulan ini tidak akan
sia-sia. Sungguh beruntung seseorang yang memperbaiki amalan, menjauhkan
diri dari perbuatan keji dan kemungkaran. Beramal di bulan ini bagaikan
mendapatkan emas mulia, memanfaatkan waktu dengan taat merupakan hal
yang utama.
Khatib berwasiat kepada diri
sendiri dan para jamaah sekalian. Wahai hamba Allah, raihlah (kebaikan)
bulan Rajab dan kembalilah ke jalan Allah, Ampunan Allah akan diberikan
pada hamba yang bertobat. Di bulan ini pintu-pintu ampunan Allah telah
terbuka, segeralah bertobat dan menyambutnya.
Syekh Dzunnun Al-Mishri sebagaimana dikutip Syekh Abdul Qadir dalam kitab al-Ghuniyah juz
1 halaman 326 mengatakan, Rajab adalah bulan untuk meninggalkan
kejelekan, Sya’ban adalah bulan untuk menambah ketaatan, Ramadhan adalah
bulan untuk menjemput kemuliaan. Seseorang yang tidak meninggalkan
kejelekan, tidak melaksanakan ketaatan, tidak menjemput kemuliaan, maka
ia adalah pengikut setan. Na‘ûdzu billâhi min dzâlik.
Selain
itu, Rajab adalah bulan bercocok tanam, Sya’ban bulan untuk menyiram,
dan Ramadhan adalah bulan panen hasil bertanam. Setiap orang akan menuai
apa yang ia tanam, setiap orang akan menuai perbuatannya. Siapa pun
yang tidak menghiraukan tanamannya, ia akan menyesal di hari pembalasan.
Di
Bulan Rajab ini, semoga kita menjadi hamba yang terhindar dari segala
kejelekan dan kemaksiatan, selalu beruntung dengan melakukan banyak
ladang amal ibadah, mendapatkan pahala amal ibadah yang berlipat dan
selalu mendapatkan ridha dari Allah SWT. Aamiin ya rabbal ‘alamiin.
جَعَلَنا
اللهُ وَإيَّاكم مِنَ الفَائِزِين الآمِنِين، وَأدْخَلَنَا وإِيَّاكم فِي
زُمْرَةِ عِبَادِهِ المُؤْمِنِيْنَ : أعُوذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطانِ
الرَّجِيمْ، بِسْمِ اللهِ الرَّحْمانِ الرَّحِيمْ: يَا أَيُّهَا الَّذِينَ
آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَقُولُوا قَوْلًا سَدِيدًا
باَرَكَ
اللهُ لِيْ وَلكمْ فِي القُرْآنِ العَظِيْمِ، وَنَفَعَنِيْ وَإِيّاكُمْ
بِالآياتِ وذِكْرِ الحَكِيْمِ. إنّهُ تَعاَلَى جَوّادٌ كَرِيْمٌ مَلِكٌ
بَرٌّ رَؤُوْفٌ رَحِيْمٌ
Khutbah II
اَلْحَمْدُ
للهِ عَلىَ إِحْسَانِهِ وَالشُّكْرُ لَهُ عَلىَ تَوْفِيْقِهِ
وَاِمْتِنَانِهِ. وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ اِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَاللهُ
وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا
عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الدَّاعِى إلىَ رِضْوَانِهِ. اللهُمَّ صَلِّ عَلَى
سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وِعَلَى اَلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَسَلِّمْ تَسْلِيْمًا
كِثيْرًا
أَمَّا
بَعْدُ فَياَ اَيُّهَا النَّاسُ اِتَّقُوااللهَ فِيْمَا أَمَرَ
وَانْتَهُوْا عَمَّا نَهَى وَاعْلَمُوْا أَنَّ اللهَ أَمَرَكُمْ بِأَمْرٍ
بَدَأَ فِيْهِ بِنَفْسِهِ وَثَـنَى بِمَلآ ئِكَتِهِ بِقُدْسِهِ وَقَالَ
تَعاَلَى إِنَّ اللهَ وَمَلآئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلىَ النَّبِى يآ
اَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا.
اللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ
وَسَلِّمْ وَعَلَى آلِ سَيِّدِناَ مُحَمَّدٍ وَعَلَى اَنْبِيآئِكَ
وَرُسُلِكَ وَمَلآئِكَةِ اْلمُقَرَّبِيْنَ وَارْضَ اللّهُمَّ عَنِ
اْلخُلَفَاءِ الرَّاشِدِيْنَ أَبِى بَكْرٍ وَعُمَر وَعُثْمَان وَعَلِى
وَعَنْ بَقِيَّةِ الصَّحَابَةِ وَالتَّابِعِيْنَ وَتَابِعِي التَّابِعِيْنَ
لَهُمْ بِاِحْسَانٍ اِلَىيَوْمِ الدِّيْنِ وَارْضَ عَنَّا مَعَهُمْ
بِرَحْمَتِكَ يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ
اَللهُمَّ
اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَاْلمُؤْمِنَاتِ وَاْلمُسْلِمِيْنَ
وَاْلمُسْلِمَاتِ اَلاَحْيآءُ مِنْهُمْ وَاْلاَمْوَاتِ اللهُمَّ أَعِزَّ
اْلإِسْلاَمَ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَأَذِلَّ الشِّرْكَ وَاْلمُشْرِكِيْنَ
وَانْصُرْ عِبَادَكَ اْلمُوَحِّدِيَّةَ وَانْصُرْ مَنْ نَصَرَ الدِّيْنَ
وَاخْذُلْ مَنْ خَذَلَ اْلمُسْلِمِيْنَ وَ دَمِّرْ أَعْدَاءَ الدِّيْنِ
وَاعْلِ كَلِمَاتِكَ إِلَى يَوْمَ الدِّيْنِ. اللهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا
اْلبَلاَءَ وَاْلوَبَاءَ وَالزَّلاَزِلَ وَاْلمِحَنَ وَسُوْءَ اْلفِتْنَةِ
وَاْلمِحَنَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ عَنْ بَلَدِنَا
اِنْدُونِيْسِيَّا خآصَّةً وَسَائِرِ اْلبُلْدَانِ اْلمُسْلِمِيْنَ عآمَّةً
يَا رَبَّ اْلعَالَمِيْنَ. رَبَّنَا آتِناَ فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى
اْلآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. رَبَّنَا ظَلَمْنَا
اَنْفُسَنَا وَاإنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُوْنَنَّ مِنَ
اْلخَاسِرِيْنَ. عِبَادَاللهِ ! إِنَّ اللهَ يَأْمُرُنَا بِاْلعَدْلِ
وَاْلإِحْسَانِ وَإِيْتآءِ ذِي اْلقُرْبىَ وَيَنْهَى عَنِ اْلفَحْشآءِ
وَاْلمُنْكَرِ وَاْلبَغْي يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ
وَاذْكُرُوا اللهَ اْلعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوْهُ عَلىَ نِعَمِهِ
يَزِدْكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرْ
Dikutip dari : nu.or.id
Posting Komentar untuk "Khutbah Jum'at : 3 Hal Penting di Bulan Rajab"