Khutbah Jum'at : Sebaik-baik Umur Adalah Umur Yang diberkahi Allah SWT
Khutbah I
اْلحَمْدُ
للهِ اْلحَمْدُ للهِ الّذي هَدَانَا سُبُلَ السّلاَمِ، وَأَفْهَمَنَا
بِشَرِيْعَةِ النَّبِيّ الكَريمِ، أَشْهَدُ أَنْ لَا اِلَهَ إِلَّا الله
وَحْدَهُ لا شَرِيك لَه، ذُو اْلجَلالِ وَالإكْرام، وَأَشْهَدُ أَنّ
سَيِّدَنَا وَنَبِيَّنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَ رَسولُه، اللّهُمَّ صَلِّ و
سَلِّمْ وَبارِكْ عَلَى سَيِّدِنا مُحَمّدٍ وَعَلَى الِه وَأصْحابِهِ
وَالتَّابِعينَ بِإحْسانِ إلَى يَوْمِ الدِّين، أَمَّا بَعْدُ:
فَيَاأيُّهَا الإِخْوَان، أوْصُيْكُمْ وَ نَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ
وَطَاعَتِهِ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُوْنْ، قَالَ اللهُ تَعَالىَ فِي
اْلقُرْانِ اْلكَرِيمْ: أَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الَّشيْطَانِ الرَّجِيْم،
بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَانِ الرَّحِيْمْ: يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا
اتَّقُوا الله وَقُولُوا قَوْلًا سَدِيدًا، يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ
وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ الله وَرَسُولَهُ فَقَدْ
فَازَ فَوْزًا عَظِيمًا وقال تعالى يَا اَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا
اتَّقُوْا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنْتُمْ
مُسْلِمُوْنَ.
صَدَقَ اللهُ العَظِيمْ
Jamaah Jumat hafidhakumullah,
Umumnya orang berdoa kepada Allah subhanahu wa ta’ala agar
diberi-Nya umur panjang. Sedikit sekali atau bahkan mungkin tidak ada
orang yang menginginkan berumur pendek. Mereka tentu memiliki alasan
masing-masing. Namun umumnya alasan mereka adalah karena ingin memiliki
amal baik yang cukup semasa hidupnya sebagai bekal hidup abadi di
akhirat. Hal ini memang memiliki dasar yang kuat sebagaimana ditegaskan
dalam hadits Rasulullah shallahu alaihi wa sallam sebagai berikut:
يَا رَسُولَ اللَّهِ مَنْ خَيْرُ النَّاسِ قَالَ : مَنْ طَالَ عُمُرُهُ وَحَسُنَ عَمَلُهُ
Artinya:
“Wahai Rasulullah, siapakah sebaik-baik manusia?” Beliau menjawab:
“Orang yang panjang umurnya dan baik amalannya.”(HR: Tirmidzi)
Hadits itu telah menginspirasi banyak orang untuk senantiasa berdoa kepada Allah subhanahu wa ta’ala agar
diberi-Nya umur panjang. Mereka telah meyakini bahwa salah satu tanda
orang terbaik adalah apabila seseorang berumur panjang dan hidupnya
penuh dengan amal-amal kebaikan. Mereka yang umurnya panjang tetapi
amal-amal kebaikannya amat sedikit tidak termasuk orang-orang terbaik,
bahkan mereka digolongkan sebagai orang-orang yang merugi.
Namun
demikian adalah kenyataan bahwa tidak setiap orang berumur panjang
meski mereka berdoa demikian. Pertanyaan yang muncul kemudian adalah
bagaimana dengan mereka yang berumur pendek? Apakah mereka dengan
sendirinya tidak termasuk orang-orang terbaik?
Jamaah Jumat hafidhakumullah,
Untuk
menjawab pertanyaan di atas kita dapat merujuk penjelasan dari Allamah
Sayyid Abdullah bin Alawi Al-Haddad dalam kitabnya berjudul Sabîlul
Iddikâr wal I’tibâr bimâ Yamurru bil Insân wa Yanqadli Lahu minal A’mâr
(Dar Al-Hawi, Cet. II, 1998, hal. 47) sebagai berikut:
وَخَيْرُ الْعُمُرِ: بَرَكَتُهُ، وَالتَّوْفيْقُ فِيْهِ لِلْأَعْمَالِ الصَّالِحَةِ، وَالْخَيْرَاتِ الْخَاصَّةِ وَالْعَامَّةِ
Artinya: “Sebaik-baik umur ialah yang diberkati Allah subhanu wata’la, yang diberi-Nya taufiq untuk mengerjakan amalan saleh dan kebajikan-kebajikan lain baik yang khusus maupun yang umum.”
Dari kutipan di atas dapat dijelaskan bahwa sebaik-baik umur ialah yang diberkati Allah subhanu wata’la,
yang diberi-Nya bimbingan untuk melakukan berbagai kesalehan dan
kebajikan. Jadi kebaikan seseorang sebetulnya tidak semata-mata
bergantung pada umurnya yang panjang, tetapi lebih pada seberapa banyak
amal kebaikan yang dilakukannya semasa hidupnya. Penjelasan ini sesuai
dengan hadits Rasulullah shallahu alaihi wa sallam di atas.
Oleh
karena itu, bisa saja seseorang berumur pendek tetapi amal kebaikannya
sangat banyak dan mungkin sama atau bahkan melebihi mereka yang berumur
panjang. Orang-orang seperti ini termasuk orang-orang terbaik karena
mampu memanfaatkan umurnya yang pendek untuk berbuat kebaikan
sebanyak-banyaknya. Inilah umur yang penuh dengan berkah dari Allah subhanahu wa ta’ala.
Dalam
kaitan itu, Sayyid Abdullah Al-Haddad menyebutkan contoh beberapa orang
saleh yang tidak berumur panjang namun amal kebaikannya sangat banyak
dan dapat dirasakan manfaatnya oleh masyarakat luas. Di antara contoh
itu adalah Abu Abdullah Muhammad ibn Idris Asy-Syafi’i, atau yang lebih
dikenal dengan nama Imam Syafií. Beliau wafat dalam usia 54 tahun. Meski
usia beliau tidak panjang, namun beliau semasa hidupnya mampu
menghasilkan banyak kebaikan seperti karya-karya yang sangat penting
bagi kaum Muslimin.
Jamaah Jumat hafidhakumullah,
Di
antara karya-karya besar Imam Syafi’i adalah pertama: Kitab Ar-Risalah
yang merupakan kitab tentang Ushul Fiqh. Kedua, Kitab Al-Umm yang
merupakan kitab tentang mazhab fiqihnya. Ketiga, Kitab Ikhtilaf
al-Hadits yang merupakan kitab tentang hadits. Keempat, Kitab Tafsir
Al-Imam Asy-Syafi’i yang merupakan kitab tentang tafsir Al-Quran, dan
lain sebagainya. Beberapa sumber menyebutkan jumlah kitab karangan Imam
Syafi’i lebih dari 120 buah, dan beliau hafidz Qur’an dalam usia 7
tahun.
Contoh lain orang saleh yang tidak
berumur panjang namun amal kebaikannya sangat banyak adalah Abu Hāmid
Muhammad ibn Muhammad al-Ghazali, atau yang lebih dikenal dengan nama
Imam Al-Ghazali. Beliau wafat dalam usia 55 tahun. Meski beliau berumur
pendek, namun begitu besar sumbangsihnya bagi masyarakat luas, khususnya
kaum Muslimin. Beliau dijuluki Hujjatul Islam karena jasa-jasanya
membela kebenaran Islam dengan mempertahankan prinsip-prinsip kebenaran
dengan argumen yang sulit dipatahkan oleh lawan.
Di antara karya-karya besar Imam Al-Ghazali adalah pertama: kitab Ihya Ulumiddin yang merupakan kitab tentang akhlak dan tasawuf. Kedua, kitab Jawahir Al-Qur’an yang merupakan kitab tentang tafsir Al-Qur’an. Ketiga, kitab Al-Basith dan Al-Wasith yang merupakan kitab tentang ilmu fiqih dan ushul fiqih. Keempat, kitab Maqashid Al-Falasifah dan Al-Arba’in fi Ushuluddin yang
merupakan kitab filsafat dan ilmu kalam, dan lain sebagainya. Beberapa
sumber menyebutkan jumlah kitab karangan Imam Al-Ghazali lebih dari 200
buah.
Jamaah Jumat hafidhakumullah,
Dari
apa yang dijelaskan dan dicontohkan oleh Sayyid Abdullah Al-Haddad di
atas sangatlah jelas bahwa pemahaman literal tentang umur yang baik
hanyalah umur panjang yang dipenuhi dengan kebaikan masih memiliki
kekurangan. Pemahaman ini memang tidak salah, hanya belum akomodatif
terhadap fakta bahwa banyak orang saleh tidak berumur panjang.
Orang-orang seperti ini meskipun tidak berumur panjang, namun amal-amal
kebaikannya sangat banyak sebagaimana disebutkan di atas, yakni Imam
Syafií dan Imam Al-Ghazali.
Oleh karena itu, sekali lagi, sebaik-baik umur adalah umur yang diberkati Allah subhanu wata’la.
Hal ini meliputi umur panjang dan banyak digunakan untuk melakukan
amal-mal saleh dan kebajikan-kebajikan lainnya. Selain itu adalah umur
yang tidak panjang namun banyak digunakan untuk mengerjakan
kesalehan-kesalehan hingga pada tingkat tertentu yang setara atau
malahan lebih banyak dari mereka yang berumur panjang.
Terhadap
kelompok kedua, yakni mereka yang tidak berumur panjang namun banyak
mengerjakan kesalehan-kesalehan dan kebajikan-kebajikan seperti Imam
Syafi’i dan Imam Al-Ghazali, Sayyid Abdullah Al-Haddad menyebutnya
sebagai hamba-hamba Allah yang terpilih dan diberkati sehingga amal
kebaikannya sangat banyak dan mungkin lebih banyak dan lebih terasa
manfaatnya dari pada yang dipanjangkan umurnya.
Jamaah Jumat hafidhakumullah,
Batasan
umur panjang di kalangan umat Islam, memang tidak ada patokan khusus
yang disepakati bersama. Hanya kebanyakan umat Islam menjadikan umur
Rasulullah shallahu alaihi wa sallam yang
mencapai 63 tahun sebagai standar. Artinya mereka yang mencapai umur di
atas 63 tahun diyakini telah mendapatkan bonus umur dari Allah subhanu wata’la.
Sedangkan mereka yang tidak mencapai umur 63 tahun, semisal 50-55
tahun, atau kurang dari itu seperti Khalifah Umar bin Abdul Aziz yang
wafat dalam usia kurang dari 40 tahun termasuk berumur pendek
sebagaimana dijelaskan Sayyid Abdullah Al-Haddad dalam kitab tersebut di
atas.
Semoga kita semua termasuk orang-orang yang memiliki umur yang diberkati Allah subhanu wata’la. Amin ya rabbal alamin.
جَعَلَنا
اللهُ وَإيَّاكم مِنَ الفَائِزِين الآمِنِين، وَأدْخَلَنَا وإِيَّاكم فِي
زُمْرَةِ عِبَادِهِ المُؤْمِنِيْنَ : أعُوذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطانِ
الرَّجِيمْ، بِسْمِ اللهِ الرَّحْمانِ الرَّحِيمْ: يَا أَيُّهَا الَّذِينَ
آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَقُولُوا قَوْلًا سَدِيدًا
باَرَكَ
اللهُ لِيْ وَلكمْ فِي القُرْآنِ العَظِيْمِ، وَنَفَعَنِيْ وَإِيّاكُمْ
بِالآياتِ وذِكْرِ الحَكِيْمِ. إنّهُ تَعاَلَى جَوّادٌ كَرِيْمٌ مَلِكٌ
بَرٌّ رَؤُوْفٌ رَحِيْمٌ
Khutbah II
اَلْحَمْدُ
للهِ عَلىَ إِحْسَانِهِ وَالشُّكْرُ لَهُ عَلىَ تَوْفِيْقِهِ
وَاِمْتِنَانِهِ. وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ اِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَاللهُ
وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا
عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الدَّاعِى إلىَ رِضْوَانِهِ. اللهُمَّ صَلِّ عَلَى
سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وِعَلَى اَلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَسَلِّمْ تَسْلِيْمًا
كِثيْرًا
أَمَّا
بَعْدُ فَياَ اَيُّهَا النَّاسُ اِتَّقُوااللهَ فِيْمَا أَمَرَ
وَانْتَهُوْا عَمَّا نَهَى وَاعْلَمُوْا أَنَّ اللهَ أَمَرَكُمْ بِأَمْرٍ
بَدَأَ فِيْهِ بِنَفْسِهِ وَثَـنَى بِمَلآ ئِكَتِهِ بِقُدْسِهِ وَقَالَ
تَعاَلَى إِنَّ اللهَ وَمَلآئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلىَ النَّبِى يآ
اَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا.
اللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ
وَسَلِّمْ وَعَلَى آلِ سَيِّدِناَ مُحَمَّدٍ وَعَلَى اَنْبِيآئِكَ
وَرُسُلِكَ وَمَلآئِكَةِ اْلمُقَرَّبِيْنَ وَارْضَ اللّهُمَّ عَنِ
اْلخُلَفَاءِ الرَّاشِدِيْنَ أَبِى بَكْرٍ وَعُمَر وَعُثْمَان وَعَلِى
وَعَنْ بَقِيَّةِ الصَّحَابَةِ وَالتَّابِعِيْنَ وَتَابِعِي التَّابِعِيْنَ
لَهُمْ بِاِحْسَانٍ اِلَىيَوْمِ الدِّيْنِ وَارْضَ عَنَّا مَعَهُمْ
بِرَحْمَتِكَ يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ
اَللهُمَّ
اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَاْلمُؤْمِنَاتِ وَاْلمُسْلِمِيْنَ
وَاْلمُسْلِمَاتِ اَلاَحْيآءُ مِنْهُمْ وَاْلاَمْوَاتِ اللهُمَّ أَعِزَّ
اْلإِسْلاَمَ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَأَذِلَّ الشِّرْكَ وَاْلمُشْرِكِيْنَ
وَانْصُرْ عِبَادَكَ اْلمُوَحِّدِيَّةَ وَانْصُرْ مَنْ نَصَرَ الدِّيْنَ
وَاخْذُلْ مَنْ خَذَلَ اْلمُسْلِمِيْنَ وَ دَمِّرْ أَعْدَاءَ الدِّيْنِ
وَاعْلِ كَلِمَاتِكَ إِلَى يَوْمَ الدِّيْنِ. اللهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا
اْلبَلاَءَ وَاْلوَبَاءَ وَالزَّلاَزِلَ وَاْلمِحَنَ وَسُوْءَ اْلفِتْنَةِ
وَاْلمِحَنَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ عَنْ بَلَدِنَا
اِنْدُونِيْسِيَّا خآصَّةً وَسَائِرِ اْلبُلْدَانِ اْلمُسْلِمِيْنَ عآمَّةً
يَا رَبَّ اْلعَالَمِيْنَ. رَبَّنَا آتِناَ فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى
اْلآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. رَبَّنَا ظَلَمْنَا
اَنْفُسَنَا وَاإنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُوْنَنَّ مِنَ
اْلخَاسِرِيْنَ. عِبَادَاللهِ ! إِنَّ اللهَ يَأْمُرُنَا بِاْلعَدْلِ
وَاْلإِحْسَانِ وَإِيْتآءِ ذِي اْلقُرْبىَ وَيَنْهَى عَنِ اْلفَحْشآءِ
وَاْلمُنْكَرِ وَاْلبَغْي يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ
وَاذْكُرُوا اللهَ اْلعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوْهُ عَلىَ نِعَمِهِ
يَزِدْكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرْ
Dikutip dari : nu.or.id
Posting Komentar untuk "Khutbah Jum'at : Sebaik-baik Umur Adalah Umur Yang diberkahi Allah SWT"