Makna Asmaul Husna dalam Agama Islam

AsmaulHusna berasal dari kata al-asma yang berarti nama-nama dan al-husna yang berarti baik. Jadi al-Asmaul Husna secara bahasa diartikan dengan nama-nama yang baik. Asmaul Husna adalah nama Allah yang terbaik. Dapat dikatakan pula sebagai asma Allah yang terindah.
Asmaul Husna merupakan puncak keindahan karena di dalamnya
terdapat makna terpuji dan termulia. Nama-nama terindah itu mengandung
pengertian kehidupan yang sempurna, yang tidak didahului dengan ketiadaan dan
tidak diakhiri dengan kesirnaan. Tidak
berawal dan tidak berakhir.
Secara fitrah manusia telah dibekali sifat-sifat baik dan
terpuji. Sifat-sifat tersebut merupakan pancaran dari asmaul husna. Sayangnya
sejalan dengan perkembangan dan pengaruh lingkungan, sifat-sifat dasar tersebut
perlahan-lahan melemah dan menjadi terkalahkan.
Sejak lahir, manusia telah dilengkapi dengan hati yang
fitrah (bersih). Hal ini merupakan penerapan dan pengamalan dari sifat-sifat
Allah. Jika ia mampu memeliharanya sampai dewasa, maka pancaran Asmaul Husna
akan membuat dirinya menjadi mulia. Tetapi jika sifat fitrah itu bercampur
dengan sesuatu yang buruk, maka sifat-sifat fitrah ini akan menjadi lemah
bahkan terkalahkan dan terbelenggu oleh emosi diri, prasangka negative,
kepentingan pribadi dan pengaruh-pengaruh luar yang tidak menguntungkan
Sifat-sifat dasar ini tidak akan pernah hilang dari manusia
sampai dia meninggal, walaupun dia terkalahkan oleh sifat-sifat buruk. Hal
inilah yang menjadi dasar keimanan seseorang kepada Allah SWT. Jika dia mampu
menjaga dan mempercayai suara-suara hati yang baik, maka keimanannya kepada
Allah akan semakin baik.
Mari kita pelajari QS Al-A’raf/7 : 180 berikut:
وَلِلّٰهِ
الْاَسْمَاۤءُ الْحُسْنٰى فَادْعُوْهُ بِهَاۖ وَذَرُوا الَّذِيْنَ يُلْحِدُوْنَ فِيْٓ
اَسْمَاۤىِٕهٖۗ سَيُجْزَوْنَ مَا كَانُوْا يَعْمَلُوْنَ
Artinya : “Dan bagi Allah asmaa-ul husna, Maka bermohonlah
kepada-Nya dengannya, dan tinggalkanlah orang-orang yang menyimpang dari
kebenaran dalam nama-nama-Nya. nanti mereka akan mendapat balasan terhadap apa
yang telah mereka kerjakan”. (QS Al- Araf/7:180).
Contoh Kasus :
Adakah manusia yang tahu apa yang akan terjadi pada hari
esok atau masa depannya?
Ada dua orang pemuda yang sedang mencoba berwirausaha, kita
sebut saja A dan B. Si A mencoba terus pada satu bidang setelah menemui
kegagalan. Sementara Si B terus berpindah-pindah mencari peluang yang lain
ketika dia gagal. Coba kalian terka, siapa yang akan menemukan kesuksesan
terlebih dahulu? Pada saat kegagalan pertama, si A optimis bahwa kesuksesan ada
pada tahap kedua, namun hasilnya gagal lagi. Setelah kegagalan kedua Si A
berkata: “Kesuksesan ada pada tahap ke tiga, Jika ini pun gagal, maka saya sangat
yakin tidak mungkin kegagalan terjadi lagi pada tahap keempat karena segala
kekurangan sudah diperbaiki”.
Sikap inilah yang menunjukkan bahwa si A percaya dan yakin
bahwa Allah akan menolong dia, karena Allah memiliki sifat al-Wakiil.
Setelah kita memahami uraian singkat materi dan contoh kasus
di atas, maka:
1. Jelaskan definisi “Al-Wakil” dari segi bahasa dan istilah
syar’i nya
2. Selain hikmah yang tertuang pada contoh kasus di atas,
cobalah kamu temukan hikmah-hikmah yang lain dari meyakini sifat al-Wakil Allah
SWT!
Jika seseorang mendalami serta mengamalkan makna “Al-Wakil”,
maka akan muncul sikap tawakkal. Dan juga akan memahami secara lurus arti dari
taqdir.
3. Jelaskan definisi tawakkal dan taqdir.
4. Jelaskan hubungan antara Al-Wakil, tawakkal, dan taqdir
Semoga lancar dan sukses!!!
Posting Komentar untuk "Makna Asmaul Husna dalam Agama Islam"